inikah?
Jalan ini terbentang luas bagiku
Kaki ini terus merapuh
Dan hati menahan sesak
Sakit yang terus menyiksa
Ku coba bertahan dan tegar
Namun air mata ini memaksa untuk keluar
Terus mendesak dan mendesak
Pecahlah..
Guyuran air yang tiada henti
Membasahi tubuh yang letih ini
Apakah ini yang dinamakan tangisan?
Aku pun merintih..
Inikah batas kekuatanku?
Hatiku pun terus menopang jantungku..
Mendorongku untuk bertahan..
Papah..
Mamah.. Papah.. tolong mengerti perasaan aku
=(
Lebih dari seribu bulan kita bersama
Mah..Pah.. tapi mengapa kalian gapernah ngerti perasaan aku? Kenapa?
Siang tadi, aku nunggu Papah buat jemput
aku.. aku hubungi Papah, tapi kenapa Papah gangerespondnya? Kenapa Pah? Apa aku
ini gapenting buat Papah? Aku ini gadis kecil satusatunya yang Papah punya..
Apa karena wanita itu, Papah jadi lupa sama anakmu ini Pah?
Ingin sekali aku bertanya sama Papah, “papah
sayangkan sama aku?”
Oh Tuhan, ingin rasanya aku kembalikan
keadaanku pada saat aku kecil. Aku ingin selalu dimanja dan disayangi.. iyaa
itulah keinginan aku =(
Pah.. Mah.. kalian memang sudah berpisah,
tapi jangan sampai kalian mencuekan anak semata wayangmu ini. Apalagi Papah..
jangan mentang-mentang udah punya yang baru jadi lupa sama aku, Pah =(
Aku ingin rasa sayang Papah seutuhnya buat
aku, Pah..
Mengertilah.. aku ini anak gadis Papah yang
udah berusia remaja, Pah.. aku bukan anak kecil yang tidak bisa berpikir dan mencerna suasana, Pah..
Hemm….
My today's story
Aku
punya teman.. dulu dia deket sama aku. Kami memang adalah saudara.. iyaa..
saudara.. sebut aja dia F.. dia begitu baik sama aku, gapernah dia kasar sama
aku.. tapi sejak masuk SMA, apa yang terjadi?
Dia
benci sama aku.. Cuma garagara cowo dan sahabat barunya.. dia punya sahabat cwe
inisialnya S, S benci sama aku garagara cowo juga.. cowo itu B. aku gangerti,
kenapa S bisa benci sama aku? Apa aku salah? Aku hanya seorang wanita yang
gangerti kenapa aku dicintai dan dibenci? Aku gangerti, kenapa aku disukai dan
dicaci? Kenapa?
Aku
gapernah berharap untuk sama B.. demi apa pun aku gapernah. B memang cwo yg
banyak fansnya. Tapi maaf, aku bukan salah satu dari mereka. Aku bukan penggemar
cowo yang suka digemari dan banyak menggemari. Aku bukan cewe yang tega
nyakitin orang lain demi kebahagiaanku..
S
dan F selalu saja caci aku. Mereka selalu ngatain aku dengan katakata kasar dan
berbau binatang.. aku harus gimana? Aku benerbener gatau.. aku ga ngelawan,
bukan aku gaberani atau lemah. Aku hanya gamau seperti mereka, aku emang
ngerasain sakitnya digituin sama temen sendiri, dan aku gamau mereka ngerasain
sakitnya digituin sama aku. Aku hanya diam denger ocehan dan sindiran mereka.
Siang tadi aja dengan frontalnya mereka bilang “anjj***” ke aku. Aku pun
mencoba tersenyum dengar mereka seperti itu. Padahal sesungguhnya aku ingin
menangis sekencang-kencangnya.
Ya
Alloh Tuhanku.. aku tau Engkau mendengar curhatanku, tolong Ya Alloh, bukakan
hati mereka untuk tidak membenci aku. Dan jangan biarkan emosiku menguasai
melalap hati nuraniku =(
tragedi hari ini
ini benar-benar sulit dipercayaaa.. kau tampar aku =(
tuhn, apakah aku mimpi? tuhan aku bener-bener sedihh..
tuhn, apakah aku mimpi? tuhan aku bener-bener sedihh..
My Home is Changed
Rumah ini terasa sepi bagiku.. gaada tempat untuk aku mengadu. Mereka hanya bisa terdiam melihat aku duduk termenung. Sosokku seolah-olah tidak pernah ada dan tidak pernah mereka rasakan. Aku hanya terdiam sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain lewat alat komunikasi. Iya, itu adalah caraku untuk menghibur diri. Terkadang aku merasa malu di rumahku sendiri. Entah kenapa, namun itulah yang aku rasakan.
Dulu, rumahku bagai surga bagiku. Tempat dimana aku dapat melepaskan semua kepenatan dalam pikiranku. Tempat dimana aku dapat tertawa bahagia bersama mereka, mamah papahku. Seakan-akan rumah itu tidak pernah terlihat sepi oleh gurauan yang kami lakukan , baik itu siang atau malam, hujan atau kemarau, dingin atau panas. Semuanya berjalan dengan indah tanpa rasa kecewa.
Aku gasuka menghabiskan waktuku di luar rumah. Kenapa? Itu karena bagiku kenyamanan terindah itu di rumah bersama mamah dan papah. Di sekolah, pasti aku ingin selalu cepet pulang. Gaingin untuk aku terlalu lama jauh dari mereka, dan menyianyiakan kesempatan untukku berbahagia. Tiba di rumah, pasti aku disambut dengan senyuman dan selalu ada yang bertanya “gimana tadi di sekolah? Baik-baik sajakan?” atau ada yang bertanya seperti ini ”tadi ulangannya gimana? Dapet nilai berapa?” pertanyaan-pertanyaan seperti itu benar-benar membuat aku senang. Dengan gembira aku menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Saat aku sedih dan terlihat termenung di rumah, pasti ada saja yang menanyakan kenapa dan memelukku hingga aku menangis menceritakan permasalahanku. Dengannya aku berbagi baik suka atau duka.
Tapi sekarang?
Saat aku pulang sekolah, rumah ini terasa sepi. Orang-orang itu tidak menyapa aku. Apa mereka ga menginginkan kehadiran aku disini? Beban di luar rumah terasa penat dan gabisa aku ceritakan, karena kini aku gatau siapa sosok yang bisa mendengarkan ceritaku? Kini, aku menangis sendirian dan menanti malam yang sepi. Saat dimana aku dapat mencurahkan isi hatiku pada-Nya. Iya, hanya pada-Nya lah sekarang aku mengadu L
Langganan:
Postingan (Atom)